Foto Saya

Subscribe now!My Feed

Minggu, 10 Maret 2013

Mbak Rosa, Kiyai, dan Politisi

4 comments

Setelah mendatangi lokasasi liar di Besini, didapatkan tempat tersebut sepi dari pengguna jasa PSK disebabkan desa-desa di Jember selatan belum musim panen padi dan panen ikan. Jelaslah pangsa pasar empuk para PSK di Jember adalah para buruh. Pangsa pasar PSK ini sama persis dengan pangsa pasar para politisi dan kyai yakni mayoritas kaum buruh. Ketiga Aktor inilah (PSK, Politisi dan Kyai) yang sering melakukan pertempuran merebut kepentingan wacana esek-esek politik, ekonomi dan budaya di Jember.


Hasil dari pertempuran; kemenangan selalu ada di pihak kyai (ulama) dan politisi. Para PSK dan Mucikarinya selalu diposisi terkalahkan, termarginal, dan menjadi sampah. Kasihan memang, tapi salah mereka sendiri (PSK), kenapa pangsa pasar mereka hanya diarahkan ke buruh? coba pangsa pasarnya dialihkan kepolitisi, ke kyai dan para pejabat, tentu mereka tidak capek-capek bertempur merebut kemenangan publik. Karena, cukup memenangkan pertempuran ranjang, maka, selesailah urusan diluar ranjang.

Seperti yang dialami seorang PSK bernama Rosa, tak terbesit sedikitpun oleh Rosa, bahwa perjalanan hidupnya menjadi tragis seperti ini: Terjerumus dalam lubang nista sebagai pelacur lokalisasi Puger. Berawal penghianatan suaminya 2 bulan lalu (tak perlu saya ceritakan kisah suami Rosa).

Ah dimanakah Tuhan? Rosa mencarinya. Rosa ingin mengadu kepadaNya. Rasa sakit itu sudah melampaui batas perih. Keputusasaan yang teramat dalam membuat Rosa ingin meninggalkan kehidupan ini. Untunglah Rosa masih diselamatkan Tuhan dengan Maha kerahasiaanNya, dan Maha Kasih Sayangnya memberi peran sebagai pelacur dilokalisasi puger, sebelum kelak ia mendapat peran sebagai tokoh perempuan yang dikagumi karena kepahlawanannya.

Hanya Tuhan yang paling tahu atas segala jalan takdir manusia. Sedang kita hanya bisa mencemooh, menistakan, membunuh dengan fatwa dan Perda.

Tidak mudah memang. Dalam wilayah sosial tidak cukup menghadirkan diskusi hukum yang normatif itu, riak-riak sosial masyarakat memang tak cukup kuat dijawab dengan selembar Perda penutupan. Kata penjaga parkir lokalisasi Puger kemarin, bahwa prostitusi itu ibarat suket teki (rumput liar), dibabat akan tetap tumbuh lagi walau diberantas dengan fatwa dan perda, buktinya titik lokalisasi liar di Jember makin banyak.



+ Tambah komentar
Comments
4 comments
Cobalah menggunakan RSS Feed. Dengan begitu update terbaru akan masuk melalui akun anda secara otomatis
Anonim mengatakan...

kalau menurut saya sih prostitusi itu gak usah dibabat habis, tapi dirapiin dengan dikawal oleh petugas kesehatan dan juga orang2 dengan alasan tertentu saja yang bisa ikut masuk ke dunia posrtitusi ini

Unknown mengatakan...

seperti halnya di Banyuwangi. banyak lokalisasi yang sudah ditutup. tapi tetep saja muncul tempat2 baru.

daridpu puger emang pusatnya tempat kayk gtu di jember

Coro Mas mengatakan...

@leniwijayanti & Faradis Muhammad:
Krn memang tdk mudah. dalam wilayah sosial tdk cukup menhadirkan diskusi hukum yg normatif itu.

Trims

Unknown mengatakan...

harus di babat habis , karena sumber maksiat . yang datang rata2 juga pakai uang hasil maksiat
Obat Batuk Anak Herbal Alami

Posting Komentar