Foto Saya

Subscribe now!My Feed

Rabu, 14 Desember 2011

Sadar atau Style

7 comments


Kerudung adalah 'pemandangan' biasa di kalangan kaum muslimin yang taat beragama. Tidak semua perempuan muslim, dikenal dengan sebuatan muslimat, menggunakannya. Namun porsi pemakaiannya cukup besar guna melekatkan predikat muslimin. Ke pasar, rumah sakit, masjid, maupun ke pesta dan upacara. Pendeknya, ke semua keperluan diluar rumah, kerudung selalu dipakai. Begitu juga di rumah, kalau sedang ada tamu. 

Ada yang warna - warni, terkadang dihiasi renda dan sulaman indah, ada juga yang polos, hanya pinggirannya saja yang disentuh benang jahitan. Ada yang memang dipakai menutup rambut seluruhnya, namun tidak kurang pula yang hanya disangkutkan saja pada bahu, tidak sampai menghalangi pandangan mata ke seluruh sanggul yang memahkotai kepala. Apalagi kalau sanggul "disasak" lebar lebar, dengan diameter tidak kurang dari ban skuter vespa atau line angkot plat-D jurusan kampus UNEJ hehe... Biasanya yang begini adalah tanda krisis identitas : tidak berani meninggalkan identitas diri sebagai muslimat, tetapi enggan disebut kampungan.

Tak menyangka dan juga tak nyana, penggunaan kerudung dapat juga menimbulkan pertentangan pendapat, antara mereka yang menentang dan yang mempertahankan. Tidak terduga sebelumnya kerudung dapat menjadi titik sengketa, fokus sebuah konflik.

Padahal tadinya masalah penggunaan kerudung dianggap masalah sepele saja. Yang masih kuat bertahan pada suasana pesantrian lalu memakainya, sedang yang sudah tidak merasa perlu tentu meninggalkannya.

Masalahnya berkisar pada munculnya kerudung itu sendiri sebagai simbol. Selama ini, simbol tersebut menjadi simbol ketaatan bagi yang memakainya dan kekampungan sebagai yang tidak memakainya. Masing masing berkembang didunianya sendiri-sendiri, bagaikan polisi dan pencuri, seirama dengan beragam lapisan yang begitu ruwet dalam masyarakat. Ya tidak pernah ada pertentangan terbuka, juga tidak pernah di diskusikan atau ada seminar tentang kerudung kaum remaja.

Menjadi berbeda ketika berkembang sebuah kesadaran baru di kalangan kaum remaja muslim, mereka adalah generasi serius melihat segala sesuatu dalam hidup, mulai dari jerawat di pipi hingga pandangan hidupnya masing-masing. Begitulah, ketika seorang anutan yang dianggap memiliki wewenang penuh untuk merumuskan 'kebenaran agama' memerintahkan remaja asuhannya untuk menutup aurat.

Kedengaranya sempurna, namun yang menjadi pertanyaan adalah sadarkah generasi muda muslimin tentang kehakikatan berkerudung ataukah ini hanya sebuah brand image yang mereka kenakan bersamaan dengan semakin kentalnya makna berkerudung yang menjadi ‘symbol ketaatan’???

+ Tambah komentar
Comments
7 comments
Cobalah menggunakan RSS Feed. Dengan begitu update terbaru akan masuk melalui akun anda secara otomatis
Anonim mengatakan...

maaf mas...
masih banyak yang atas kerudung tapi bawah kaya warung. Kerudungan bukan cermin dari ketaan melainakn untuk kecantikan atau tren semata :(

Coro Mas mengatakan...

Xixixi gt ya mas...saya juga sempet kepikiran gt....

Damar mengatakan...

pertama, kita berbaik sangka dulu dan alhamdulillah kesadaran berkerudung/berjilbab semakin membaik. walo disana sini penggunaan jilbab funky masih kental, baik yang berpendidikan tinggi maupun umumnya, seperti kata kang Baha bgian bawah masih kayak warung ato apapun istilahnya

kedua, semoga orang-orang yang berjilbab hanya sebagai kadar 'kepantasan' sebagai seorang muslim menjadi tergerak dan tergetar hatinya untuk memaknai arti jilbab yang sesungguhnya. Bahwa jilbab bukan hanya hijab luar saja, tapi sangguh menghijabkan diri, hati dan segala yang berkitan denga kemahraman. Sehingga dengan itu jilbab mampu mengantarkan penggunanya pada maqam muslimah yang sebenarnya.

Anonim mengatakan...

dikembalikan pada perintah awalnya, "menutup aurat" bukan sekedar "berkerudung"

kritik pedas buat para muslimah, sejauh mana melakukan pembinaan di antara sesamanya

*mengevaluasi diri

RZ Hakim mengatakan...

Kata Kang Emha, perempuan yang tidak berkerudung itu dicintai Allah. Sedangkan yang berkerudung, satu tingkat lebih dicintai Allah. Masalah penilaian, itu bukan tugas kita.

Ayo ngopi...! hehe

Coro Mas mengatakan...

@Masbro : ya memang betul ya mas tapi yang namanya kadang kita ngliat penilaian langsung otomatis jalan.... :D

@puchsukahujan : Saya gak ngritik lho...cuma nulis hehe... salam kenal

@Djangan Pakis : amiin demi kemajuan umat ya kang hehehehe....

Citro Mduro mengatakan...

kadang saya juga merasa aneh, berjilbab kok gitu ya

berjilbab atau sekedar berkerudung ya

Posting Komentar