Foto Saya

Subscribe now!My Feed

Rabu, 18 Januari 2012

3 Kali Renkarnasi Mantan Seorang Atheis

3 comments


“Innaa Lillahi Wainna Ilaihi Rhoji’un”

(Sesungguhnya AKu Milik Allah dan Akan Kembali Pada Allah)



Telah Berpulang Santri Kenthir atas kepimilikan segala yang ada dalam dirinya kembali kepada Allah.

Telah mati dengan tenang kehidupan Socrates yang ada pada diri santri kenthir.

Yah, sekarang Socrates itu telah mati pada dirinya.


Dulu, Santri Kenthir selalu menganggap bahwa yang terlihat oleh mata dan yang diterima oleh pikiran adalah keraguan. Alam raya dan Alam fikiran merupakan hal yang harus dipertanyakan. Santri Kenthir  tahu, tapi ketahuannya sedikit sehingga ia perlu mempertanyakan segala hal agar pengetahuannya yang sedikit itu menjadi ketahuannya yang sebenarnya dan tidak disangsikan lagi.

Bukan sembarang pertanyaan tapi Santri Kenthir sering mempertanyakan hal-hal yang mendasar. Setiap jawaban selalu dipertanyakan lagi sehingga benar-benar menjadi jawaban yang mutlak yang tak bisa dipertanyakan lagi

Seiring waktu setiap jawaban mutlak yang diperoleh  Santri Kenthir tak cukup kuat bersemayam hidup dalam dirinya.

Lalu ia mati dengan sendirinya dalam jiwa Santri Kenthir… Inna lilla hi wainna ilahi ro ji`un.

Selanjutnya, kebangkitan dari kematian  terjadi lagi dalam diri Santri Kenthir. Jawaban-jawaban mutlak yang telah mati, hidup kembali menjadi dogma-dogma pengetahuan, logika, ajaran-ajaran kebanggaan, dan menjadi tradis/ ritual kehidupannya.

Santri Kenthir memandang kebangkitan hidupnya adalah segala-galanya dari yang lain. Sering berkoar-koar di pasar wacana, “Aku berfikir maka Aku ADa”. Sering bertindak sembarangan, “Aku berkehendak Maka Aku Ada”. Bahkan na`udzu billah Santri Kenthir sering pula tak peduli pada alam raya dan sosial sekitarnya, ” Aku berkuasa maka Aku ada”. 

Bila ia diperingatkan oleh kondisi yang menekan, jawabannya, “aKu adalah manusia Super Karenanya segalanya akulah penentu atas bahagia dan deritaku. Bukan oleh yang lainnya!”

Aduh kok jadi sesuatu banget nih Santri Kenthir!

“Alam Raya, alam sosial dan alam ghoib tertantang mematikan kembali kehidupan Santri Kenthir”

Apalah arti diri seorang Santri Kenthir jika sudah di gelanggang pertarungan mempertahankan dirinya dengan kekuatan ALam raya dan Alam sosial.

Sempoyonganlah ia. Pingsan berkali-kali, “Seperti di tengah gurun pasir tandus teramat panas ia mengira bayang-bayang fatamorgana adalah air kehidupannya, setelah dikejar semakin ia tergelepar karenanya.”

Sungguh tragis nasib Santri Kenthir. Setengah hidup, setengah mati ia terus saja menjalani proses hidupnya. “Harus menerima kekalahan. Harus legowo pada kegagalan namun hidup harus dilanjutkan. Berjalan tertatih dengan kaki penuh luka, penuh nanah”.

Haha…masih belum mati juga nih, santri Kenthir.

Agar ia tetap hidup, maka ia harus tetap berimajinasi. Segalanya apa yang telah menjadikan Santri Kenthir tragis dan bahagia adalah hasil olah imajinasi. Segalanya yang ada dalam diri Santri Kenthir dan yang ada diluar dirinya adalah Imajinasi.

“Kebenaran adalah Imajinasi. Kesalahan adalah Imajinasi. Tak ada kebenaran. Tak ada kesalahan. Karena semua adalah imajinasi”

Kebenaran ada karena di topang oleh kekuasaan. Segalanya makna ada dan eksis, karena ada kuasa yang menguatkannya. Kuasa makna ada karena manusia mengimajinasikannya.

Maka, segalanya adalah manusiawi jika antara makna, kuasa, dan imajinasi saling berkelindan dalam diri Santri Kenthir dan diluar diri Santri Kenthir.

Ha ha..Santri Kenthir pun berubah jadi manusiawi.  Menjadi manusiawi berarti kesementaraan.

Berarti pula imajinasi, makna dan kuasa yang telah berkelinadan dalam diri Santri Kenthir pun akan mudah punah, lantaran bersifat sementara.

Sementara sisi lain Imajinasi, makna, dan kuasa dalam diri Santri Kenthir  tidak menginginkan kesementaraan dan cepat punah. Padahal apa yang di imajinasikannya, dinikmatinya, dikuasainya selalu menginginkan keabadian.

Yah keabadian hidup bagi diri Santri Kenthir. Bukan Kesementaraan. Bukan subyektifitas.

Itulah, begitulah, Seiring dengan keyakinan diri Santri Kenthir yang menganggap segalanya adalah imajinasi dan bersifat fana dengan keinginan diri Santri Kenthir untuk hidup dalam keabadian maka, ia pun terjerembab kedalam kematian ketiga.

“Innalillahi wa inna ilahi roji`un.”

“Kun Faayakuun. Tidak karena pikiran, tidak karena imajinasi, tidak karena oleh, dari diri Santri Kenthir, maupun oleh rekayasa alam makna. Ataupun kekuatan apa saja (alam raya, alam sosial, alam goib). Santri Kenthir menjadi hidup dan dihidupkan kembali oleh Allah. Yang menciptakan dan maha menentukan hidup dan kematian Santri Kenthir.”

Kini keabadian hidup yang telah mati dalam diri Santri Kenthir di hidupkanNya kembali. Pikirannya diterangkan kembali. Dan hatinya sedang dibersihkannya dari selain Allah atasi segala kotoran makna, imajinasi dan kuasa.

Kini Santri Kenthir dihidupkan kembali oleh kehendakNya untuk tunduk pada takdir-takdir Allah.  Dihidupkan kembali untuk melanjutkan perjalananannya menuju keabadian yang takkan bertemu dengan kesementaraan lagi.

Inna lillahi wa innailaihi rhoji`un. (Aku bersaksi Sesungguhnya Aku Milik Allah dan Akan Kembali Pada Allah)

Teman Se - Aliran santri kenthir (sebelum hidup yang ketiga kalinya)


+ Tambah komentar
Comments
3 comments
Cobalah menggunakan RSS Feed. Dengan begitu update terbaru akan masuk melalui akun anda secara otomatis
Jiah Al Jafara mengatakan...

ternyata dulu atheis toh???
salam kenal,,,
kenthir = kemayu bukan??? ^^

Iskandar Dzulkarnain mengatakan...

tapi kug bisa nulis blog?

Coro Mas mengatakan...

@jiah al jafara : bukan, kalo bahasa di daerah saya kentir itu ndableg alias sulit di bilangi...

Posting Komentar