Foto Saya

Subscribe now!My Feed

Minggu, 15 Januari 2012

Itu Hanya Saya dan Tuhan yang Tahu, Kenapa Kamu Sok Tau?

1 comments

Sok Tahu....!!!
Pernyataan di bawah saya kutip dari seorang Blogger Cewek, yang kerap menulis berbau kontroversi lalu dianggap sesat bagi pembaca umum. Padahal sebenarnya hanya rangkaian kata saja yang kurang tepat (menurut saya). Berikut petikannya :
 


Jika anda menganggap kelima rukun Islam itu sama pentingnya, apakah anda sudah membayar zakat dan sedekah dengan nilai yang sama dengan biaya yang anda bayarkan untuk anda pergi haji? Jika tidak, maka memang gelar Haji lah yang dikejar, dengan modus: hanya anda dan Tuhan yang tahu.

Sepintas lalu memang dapat ditolelir argumentasi logis seperti itu. Mungkin bertolak dari berbagai dasar perenungan kelogis - logisan : Lima rukun islam itu sama pentingnya, Menumbuhkan niat beribadah semata - mata karena Tuhan bukan karena gelar haji dan menumbuhkan semangat bersedekah kaum muslim. Kalau ada yang tidak terima tentu orang itu tidak mengerti kebenaran agama atau malah meragukan kebenaran Islam? Undang - undang negara tidak melarang. Perintah sedekah justru menjadi motif agama. Apalagi yang harus di persoalkan? Kebutuhan manusiawi harus mengalah pada kebenaran Ilahi. Padahal mempersoalkan hal itu sebenarnya juga menyangkut masalah agama sendiri.

Mengapa Harus Sama?
Dalam Islam tidak ada ayat yang menyatakan sedekah untuk orang yang pernah naik haji harus sama dengan biaya naik haji. Atau ulama yang menyatakan pendapat serupa. Kalau itu ada akan timbul tuntutan dalam bersedekah : mau sedekah karena tidak mau jadi bahan omongan tetangga. Bukankah lebih baik bersedekah semata - mata karena Tuhan dengan rasa keikhlasan yang tinggi melebihi apa yang disedekahkan?

Jadi tidak ada alasan menyuruh orang yang pernah pergi Haji untuk bersedekah sama nilainya dengan perjalanan haji. Kecuali ada sebab yang sah menurut agama, dikenal dengan nama 'Illat. Ada Kiai beraliran Sufi tingkat tinggi yang menyedekahkan semua hartanya hingga merasakan miskin. Illat-nya : menghapus nafsu/kesenangan duniawi dan berhala berhala harta yang ada dalam hatinya. 

Akan tetapi 'Illat tidak dapat dipukul rata. Harus ada pemisahan, munculnya 'Illat untuk melatih diri agar berperilaku keagamaan lebih baik, melatihnya juga bermacam - macam takaran.

Sia - sia rasanya memperpanjang ilustrasi seperti itu : akal sehat cukup sebagai landasan peninjauan kembali 'kebijaksanaan' bersedekah. Kalaupun berangkat Haji bermotif ingin disebut Pak Haji / Nyi Hajah bukankah itu hanya ada dalam hatinya?hanya dia dan Tuhan yang tahu, lalu kenapa harus sok tau? Apalagi, kalau tulisan itu hanya sebagai penarik pengunjung yang suka memperdebatkan hal yang sudah jelas! Sedang penulisnya sorak sorai dirumah asyik nonton orang berselisih layaknya penonton tinju.

+ Tambah komentar
Comments
1 comments
Cobalah menggunakan RSS Feed. Dengan begitu update terbaru akan masuk melalui akun anda secara otomatis
Hasimas mengatakan...

berkunjung, wuih, nice blog nice post (y)
orang jember juga ? balung? wkwk, saya juga

Posting Komentar