Foto Saya

Subscribe now!My Feed

Selasa, 06 Maret 2012

T I R A I

3 comments

Sebuah penelitian terkenal yang disebut dengan teori Pavlov, membuktikan betapa kuatnya dampak pengkondisian. Awalnya tikus - tikus di besarkan di dalam sebuah kotak, tempat mereka secara teratur menerima kejutan listrik sejak lahir. Kedengarannya begitu menyakitkan. Ketika dewasa mereka diperbolehkan meninggalkan kotak mereka, dan diberikan kesempatan untuk pindah ke kotak lainnya dimana mereka tidak akan mendapat kejutan listrik lagi. Tapi apa yang terjadi? ketika tikus tikus itu di pindah ke kotak baru, mereka lari dan memilih kembali ke kotak asalnya dan mendapat kejutan listrik setiap harinya. Mengapa bisa begitu? Karena dampak pengkondisian/kebiasaan.

Begitu juga pada diri manusia. Berapa banyak dari kita yang bertahun tahun menekuni pekerjaan yang sama sekali tidak memberi tantangan dan membosankan, semata-mata karena takut untuk memulai hal yang baru, atau pindah ke pekerjaan yang lebih menjanjikan : bagaimana kalau saya tidak lulus interview? bagaimana jika tidak cocok dengan lingkungan kerja atau pimpinan atau atasan dan seterusnya. Lebih baik menjalani pekerjaan yang tidak enak dari pada mencoba keluar untuk hal - hal baru yang tidak pasti.

Begitupun dalam hal percintaan, berapa banyak orang mempertahankan hubungan cinta yang tidak memuaskan hanya gara-gara takut dengan andai-andainya sendiri : andai saya putus dengan dia, apa bisa saya mencari yang lebih baik dari dia, kalo nanti saya sulit mendapatkan yang lebih baik bagaimana? saya kalo nggak kawin bagaimana? kalo tidak punya anak? itulah yang kemudian teori ini dinamakan percobaan Pavlov dan kemudian menjadi dasar apa yang di sebut behaviorisme : bahwa spiritual manusia, dorongan manusia tercipta karena lingkungan. 

Saya setuju!!! Sudah banyak contoh di sekitar kita : lingkungan berpengaruh lebih, pada tingkah laku/pemikiran anak dan pada akhirnya akan menjadi sebuah karakter yang sama dengan lingkungannya.

Namun saya menemukan hal berbeda dalam Islam.
Mari saya ajak anda menyelam kedalam jiwa yang luasnya lebih luas dari samudra Hindia, ataupun Samudra terluas di Jagad Raya.


Inilah gambaran : elemen utama tubuh manusia

                                             KETERANGAN :

Dikelompokkan menjadi :

PD ATAU PHYSICAL DIMENSIONS : Di ibaratkan tubuh anda/fisik (dimensi sadar)

DOE/DIMENSIONS OF EMOTION : emosi, keinginan, iri, ingin diakui, dengki, marah, sedih, atau yang berhubungan dengan nafsu. (dimensi pra-sadar)

SPIRITUAL DIMENSION : Inilah sebuah tempat utama dalam jiwa manusia. ESQ menamakan dimensi ini dengan God Spot (Terdapat suara-suara kebaikan pada dimensi ini)


Kita suka mengasihi ? rindu sifat menyayangi juga bukan?
mengapa? apa ini karena behaviorisme? kalau anda menyebut karena behaviorisme seperti teori Pavlov diatas lantas mengapa kucing, anjing, kera, yang senantiasa dekat dengan manusia tidak memiliki sifat adil tanggung jawab, jujur, murah hati, empati dan seterusnya? padahal mereka sudah hidup bertahun tahun dengan manusia dan bahkan seorang pembunuh pun tetap mengharapkan anaknya untuk menjadi anak yang baik, penyayang, tanggung jawab dan seterusnya. Mengapa ini bisa terjadi ?

Dalam sebuah kitab bernama Al Hikam menjelaskan bahwa itu semua bukanlah behaviorisme, tapi tercipta universal bahwa manusia memiliki potensi pada fungsi God Spot {gambar diatas} disitulah tempat suara hati dan suara hati itu tercipta karena tiupan ruh Ilahi. Maka tentu sudah tidak bisa dipungkiri bahwa setiap orang  (tak terkecuali) akan selalu merindukan sifat-sifat : Jiwa Besar (karena kita diciptakan oleh AL-MUTAKABBIR : Maha Pembesar) Inovatif (karena kita diciptakan oleh AL-KHOLIQ : Maha Pencipta), kita rindu sifat pengasih dan penyayang (karena kita diciptakan oleh AR-RAHMAN dan AR-RAHIM : Maha Pengasih dan Penyayang), kita suka sifat pintar (karena kita di ciptakan oleh AR-RASHIID : Maha Pandai), kita suka berteman dengan orang yang penyabar (karena kita diciptakan oleh ASSHOBUUR : Maha Penyabar),  

Mengakui atau tidak mengakui Allah mereka (jiwa manusia) akan sujud, terbukti meski manusia tidak mengakui Allah namun mereka tetap mencari kasih sayang, kepintaran, keadilan, kemuliaan, bukankah itu berarti ia sujud dan ditundukkan oleh ARRAHMAN - ARRAHIM - ARRASHIID - AL ADLU - AL MAJID.

Inilah bukti bahwa perjanjian pada surat Al A'raff ayat 172 telah tertulis di hati semua umat manusia.

Al A'raff ayat 172 

wa-idz akhadza rabbuka min banii aadama min zhuhuurihim dzurriyyatahum wa-asyhadahum 'alaa anfusihim alastu birabbikum qaaluu balaa syahidnaa an taquuluu yawma alqiyaamati innaa kunnaa 'an haadzaa ghaafiliina

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",



Sudah berapa lama kita terbahak-bahak di muka bumi ? Berjalan dengan dagu terangkat sedang semua yang ada dilangit dan di bumi bertasbih kepada Penciptanya.....

 Refferensi :
1. Al Hikam
2. http://fairuzelsaid.wordpress.com/tag/teori-pengkondisian/
3. http://radio.indymedia.org/en/node/3740
4. http://www.esqway165.com/

+ Tambah komentar
Comments
3 comments
Cobalah menggunakan RSS Feed. Dengan begitu update terbaru akan masuk melalui akun anda secara otomatis
ESSIP mengatakan...

puh teori ESQ rek...

aku gak wedi rabi sam, tapi sing dirabi endi hahaha

Coro Mas mengatakan...

@lozz akbar : wes ono gak ndang di sikat... xixixi
@choirul huda : trims ampirannya

RZ Hakim mengatakan...

Mantap..!

Mendengar kata pengkondisian, dadi iling jaman DIKLAT haha..

Iya benar, lingkungan berpengaruh besar pada daya survive dan daya bertumbuh kita. Sedang agama samawi mencoba membalikkan itu. Kitalah yang harus mewarnai lingkungan.

Salam jreng jreng jreng..

Posting Komentar