Foto Saya

Subscribe now!My Feed

Sabtu, 02 Juli 2011

Kita sedang bermain catur

11 comments

Catur adalah suatu permainan yang sangat mengasyikkan namun sadarkah saat permainan usai catur tak lebih dari barang tidak berguna

Berbagai macam potensi diri yang memeliukan tanggung jawab dalam dinamisasi kehidupan membentuk berbagai macam peranan. Dari berbagai peran yang di mainkan mengandung tugas yang berbeda. 
Misalnya tukang becak yang setiap hari harus mengayuh becaknya untuk mengantar pelanggan, atau menteri yang tak lepas dari urusan - urusan kenegaraan. Perbedaan peran itu menjadi penentu laju pergerakan finansial masing - masing pribadi dan sekaligus membentuk status sosial dalam masyarakat. Semakin cepat laju pergerakan finansial maka semakin tinggi pula status sosial seseorang.

Hal ini tak jauh beda dengan permainan catur. Bidak atau yang sering di sebut champion (prajurit) yang berada di garis depan akan berjalan selangkah demi selangkah dan sangat lambat jika dibandingkan dengan menteri yang bebas tanpa batas menentukan kemana dia akan berjalan atau kuda yang melompat lompat demi mendapat posisi  aman dari serangan musuh dan mencari kesempatan untuk menyerang balik.

Semua seakan menyiratkan bahwa peran seorang manusia tidak jauh berbeda dengan peran biji catur, meski bermacam - macam langkah mereka namun semuanya berjalan berkeliling pada sebuah papan dan tidak akan keluar. Ketika permainan usai, semua tidak lebih berarti dari hanya sebuah benda tidak berguna.
Tak lagi ada peran, tak lagi ada papan permainan. Satu persatu bergelimpangan tanpa bisa bergerak dan berpindah posisi, jika Sang Penguasa tak mau lagi memainkannya. 

Manusia sering menganggap dirinya adalah seorang penentu tentang masa depannya sendiri. Semakin dia merasa berusaha keras untuk mencapai sebuah masa depan, semakin terbuka kesempatan mencapai pintu kesuksesan. Saya sangat setuju dengan kerja keras namun ingatlah bukan atas hasil kerja keras yang membuat kita berhasil dalam mencapai sebuah cita - cita namun tak lain Dia lah yang sengaja memberikan sebab - sebabnya dari sebuah kerja keras, kesempatan demi kesempatan seakan mudah dilalui dan dijadikanNya sebuah kesuksesan.

Maka dari itu bersyukurlah selagi permainan masih berjalan lakukan peran atau tugas dengan sebaik mungkin  sebagaimana peran yang telah di gariskan tanpa mengharap hasil yang baik. Karena kita tercipta bukan untuk sebuah hasil yang sempurna namun tercipta untuk menjalani sebuah proses Jika tidak, penyesalanlah yang menunggu pada akhir permainan ketika sebuah peran tak lagi bisa dimainkan untuk kedua kalinya. 

+ Tambah komentar
Comments
11 comments
Cobalah menggunakan RSS Feed. Dengan begitu update terbaru akan masuk melalui akun anda secara otomatis
Masbro mengatakan...

Suka sama paragraf terakhirnya..

Ayo main catur karo aku nang omah, hehe,,

Blog Template mengatakan...

Waaahh iki undangan spesial koyok e tapi asline aku pengen dolan mrono mas kapan wes lek ono waktu tak mrono aku wedi sampean sibuk...hehe

r10 mengatakan...

betul mas kita tercipta untuk menjalani proses

untuk, alamat blog co.cc maaf mas, saya ngambil secara acak di dari daftar waroeng blogger (grup fb)

blognya bagus mas, kalau boleh saran, kembali saja ke blogspot atau pakai domain berbayar macam dot com

sayang lho mas kalau isi blog bagus tapi tak terdeteksi google, potensi amal jariah (berbagi ilmu) pun berkurang

pendarbintang mengatakan...

Fitrahnya manusia emang terlahir dengan segala kesempurnaan (dibanding denganmahluk lain), jadi kan gak ada yang dilahirkan untuk sial, untuk putus cinat terus, he he he....karena Allah menciptakannya dengan kesempurnaan tinggal faktor manusia (kita) nya saj.

Tapi, selama kita mengupayakan satu usaha dengan ikhlas dan syukur saya yakin hasilnya juga akan yang terbaik.

#IMO he he he

Lidya - Mama Pascal mengatakan...

penyesalan selalu datang terlambat ya.
semoga bisa selalu berusaha dan berdoa dan diiringi rasa Syukur

Susindra mengatakan...

Aduh, kok ngeri ya membacanya? Soalnya bener sih.

sgharjono mengatakan...

Aku senang bermain catur tapi kalau kalah terus tensi ini bisa naik dan ujung2 nya kudanya mau tak naik i untuk melarikan sang raja ke tempat aman :D

Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

Blog Template mengatakan...

r10 @ terima kasih mas rio sudah saya ubah ke blogspot....hehe

pendarbintang @ betul saya setuju mbak...hehe

Mb Lidya @ amiin...

Susindra @ kalo mbak ngeri saya takut...hehe

sgharjono @ hahaha...kalo saya bawa lari papan caturnya...Salam hangat bli..

Aditya Gunantoro mengatakan...

iya paragraf trakir itu gue demen

Baha Andes mengatakan...

andai saja waktu bisa di undo aku pasti akan memperbaiki apa yang bisa untuk diperbaiki tapi hidup hanya untuk sekali maju tanpa bisa mundur.

asopusitemus.com mengatakan...

Catur oh catur... permainan yang tak saya sukai... :D

Posting Komentar